Kebun legok pego.
Begitu namanya.Nama lainnya adalah Gunung Pakemitan (tempat tunggu), mungkin tempat tunggu bagi satwa dan manusia yang akan ke Gunung Sintok (G. Putri).
Berawal dari obrolan para petani kopi (mang Dede dkk) yang prihatin akan nasib legok pego yang menjadi gunung mulsa plastik. Bagaimana airnya menyerap, bagaimana erosi, bagaimana resiko longsor, bagaimana pencemarannya, bagaimana dampak sosialnya? Semua 'bagaimana' itu mendorong para petani sunda hejo garut, mulai membuat kebun percontohan.
Awal 2012, saya (koko), abeh dan pait mulai menanam pohon kopi.Pohon yang sudah ada sebelumnya adalah rumput kaso, rumput gajah dan Pinus Merkusi. Jalan menuju lokasi ini berbatu dan terjal, sulit dicapai terutama ketika musim hujan, karena kabut menutupi jarak pandang.Hanya 2 meter yang terlihat, sisanya putih buram. Hujan kerap menemani kami dari seharian di sini.

Ada pengalaman lucu ketika kami kehabisan makanan karena berkebun sampai sore akhirnya memutuskan mencari makanan dan terlihat ada pisang, kami pun memutuskan untuk memanennya dan mempersiapkan api untuk membakarnya. Bayangan kami, setelah masak pisang itu akan lembut dan gurih sekali. Namun setelah masak, pisangnya tidak bisa dimakan karena penuh dengan biji. Tidak bisa dimakan. Kami pun pulang kerumah sambil menahan rasa lapar.
Selain kopi typica, kami menanam juga pohon-pohon pelindung di antaranya : manglid, rasamala, Puspa, alpukat, nangka, ganitri, kiberem, Borneo, Mindi, gamelina agar kebunnya menjadi hutan talun (agroforest).
Di tahun 2013 kami pun mulai berdiskusi dengan para petani sekitar dan mulai memberi masukan tentang dampak mulsa di pertanian hutan dan akhirnya sedikit demi sedikit petani mulai berhenti menggunakan mulsa, setelah beberapa tahun tumbuh besar akhirnya satwa seperti monyet dan burung mulai banyak berdatangan malah sewaktu waktu kami lihat jejak kaki macan.
Pisang di area kebun kami perbanyak. Untuk pangan hewan dan konservasi air.
Apabila panen pisangnya berlebih kami bawa sisa nya ke rumah.
Tanaman kopi kami di legokpego didominasi oleh jenis Typica yang bibitnya berasal dari gunung guntur.
Demikian sepenggal cerita hutan talun legok pego